AYO TINGGALKAN MENTAL GRATISAN!

banner_blog

Hallo lads, disini saya menulis bukan sebagai pendukung Jokowi-JK atau pembenci Prabowo-Hatta. Namun saya ingin mengajak pembaca untuk meresapi makna #revolusimental yang saat ini dicanangkan pemerintah kita. Mari kita ambil sisi positif dan kita hiraukan saja suara-suara negatif yang terdengar.

Selanjutnya, menurut kamu apasih #revolusimental itu? Sudahkah kita berevolusi untuk yang lebih baik? Salah satunya mental yang harus kita bangun adalah mental pejuang dan buang jauh-jauh mental-mental pengemis dan gratisan!

Siapa sih yang menolak pemberian orang lain? Apalagi gratis heuheuheu… Boleh dapat gratisan? Silahkan saja, tapi bukan berarti kita menikmati dan kemudian menjadi “mental gratisan”. Sekaya apapun seseorang akan tetap senang jika mendapatkan hadiah atau bonus tanpa keluar daya dan biaya. Benerkan?

Yups, that’s right beibeh… Namun kita harus mampu membedakan antara “senang jika dapat sesuatu secara gratis” dengan “sikap mental gratisan”. Pahami perbedaannya, misalkan, dapat beasiswa sekolah atau kuliah gratis dengan syarat harus punya prestasi yang baik. Tapi kembalikan beasiswa itu lewat hal lain, yang jadi dokter karena beasiswa, kelak jadilah dokter berdedikasi penuh, bertanggung jawab dengan waktu dan menyenangkan pasien. Yang jadi insinyur, perawat, bidan, apapun studinya dari beasiswa maka tekunilah profesi itu, kembalikan gratisan tersebut ke masyarakat dengan pelayanan yang baik dan mengesankan. Semakin banyak kebaikan yang diberikan kepada kita, pantulkan kembali menjadi kebaikan bagi orang lain.

Terus, apa sih mental gratisan itu? Mental yang maunya gratis melulu. Mau ilmu pengetahuan, tapi malas berkorban, waktu, tenaga, uang, malas sekali dilakukan. Mau sesuatu, mau ini-itu, tapi malas sekali mengeluarkan sumber daya, maunya gratis, gratis dan gratis. Dan lebih serius lagi, sudah dapat gratisan, tapi tidak paham-paham juga kalau itu gratis, maka jangankan berterima-kasih, dia malah nyolot, emosi, kurang ajar ke orang yang memberi segala sesuatu secara gratis. Bahkan kadang lebih galak dibandingkan yang tangannya di atas.

Sikap mental gratisan bermula dari perasaan selalu kekurangan atau menikmati dan mencoba mencari sesuatu dengan gratis bahkan instan. Pada dasarnya perilaku yang muncul karena individu merasa punya banyak kekurangan dan kelemahan. Orang yang memiliki masalah ini cenderung menerapkan pola pikir “Aku pantas dapat bantuan karena aku pantas dibantu”. Sehingga nantinya akan muncul perilaku menuntut agar diberi fasilitas khusus termasuk yang gratis-gratis, lebih bahayanya lagi individu akan berusaha berbohong dan merubah kondisi yang memungkinkan untuk mendapat bantuan. Dan yang bermental gratisan ini, mereka tidak pernah berfikir tentang manfaat yang didapat walaupun mereka mengeluarkan biaya yang cukup besar, biasanya kasus ini terjadi bagi para pebisnis.

Seperti yang saya sampaikan diatas, efek dari mental gratisan yang berkembang semakin parah akan menjadi kecenderungan marah dan menuding negatif pihak-pihak lain yang tidak memberikan apa yang mereka inginkan (individu merasa layak mendapatkannya).

Memiliki mental gratisan tidak akan pernah membuat kamu sukses, bahkan setiap hari mendapatkan “sesuatu” secara gratispun. Sia-sialah potensi yang kamu miliki. Tuhan mengajarkan kita bahwa “Tangan diatas, jauh lebih baik daripada tangan dibawah”. jadilah orang yang suka memberi, bukan menerima. Jika sekarang kita posisinya memang masih menerima, pastikan besok lusa kita mau mengembalikannya ke orang lain dengan cara apapun yang tersedia.

Sudah jadi rahasia umum bahwa sebagian masyarakat kita masih bermental gratisan. Saya sendiri juga banyak mendapatkan hal-hal yang gratis, tapi saya mencoba untuk tidak bermental meminta-minta. Bekerjalah dengan rajin dan tekun,niscaya rejeki akan bertambah.

MARI BERKARYA, JANGAN BERHARAP PADA NEGARA! Salam Sukses!

 

Screen shot 2011-06-19 at 1.56.54 PM

Leave a comment